Tujuan memodelkan kanal propagasi :
- Keperluan pemilihan algoritma sistem komunikasi yang tepat (Algoritma DSP, RF device, dsb)
- Penelitian kinerja siskom pada tahapan simulasi
- Keperluan perencanaan system komunikasi
Mode gelombang ketika merambat di udara adalah mode TEM (Transverse Electromagnetic) yang berarti arah vektor medan listrik tegak lurus dengan arah vektor medan magnet, dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang.
Redaman propagasi merupakan selisih rata-rata antara daya kirim dan daya terima dan berkaitan dengan perambatan gelombang elektromagnetik di udara.
Pemodelan kanal propagasi bergantung pada :
1. ‘Benda-benda’ diantara pengirim dan penerima
Obstacle / penghalang, bentuk obstacle (runcing/landai), ion-ion, atau partikel-partikel.
2. Frekuensi gelombang EM dan bandwidth informasi yang dikirimkan
Frekuensi dan bandwidth informasi mempengaruhi ‘perlakuan’ kanal propagasi terhadap sinyal yang dikirimkan.
3. Gerakan pengirim dan/atau penerima
Pengaruh Efek Doppler terhadap penerimaan
1. ‘Benda-benda’ diantara pengirim dan penerima
Obstacle / penghalang, bentuk obstacle (runcing/landai), ion-ion, atau partikel-partikel.
2. Frekuensi gelombang EM dan bandwidth informasi yang dikirimkan
Frekuensi dan bandwidth informasi mempengaruhi ‘perlakuan’ kanal propagasi terhadap sinyal yang dikirimkan.
3. Gerakan pengirim dan/atau penerima
Pengaruh Efek Doppler terhadap penerimaan
Karakteristik kanal propagasi akan meliputi 2 hal, yaitu :
1. Redaman propagasi : Selisih (rata-rata) antara daya pancar dan daya terima
2. Fading : Fluktuasi daya di penerima
1. Redaman propagasi : Selisih (rata-rata) antara daya pancar dan daya terima
2. Fading : Fluktuasi daya di penerima
KLASIFIKASI DAERAH :
1. Daerah dense urban : Daerah pusat kota metropolis dengan gedung bertingkat dengan tinggi rata-rata lebih dari 5 tingkat dan lebar jalan lebih dari 15 m. Tingkat kepadatan bangunan >35%
2. Daerah urban : Daerah kota menengah dengan gedung-gedung yang rapat dan tinggi. Bangunan di daerah ini pada umumnya memiliki ketinggian di atas 3 meter. Tingkat kepadatan bangunan 8-35%
3. Daerah suburban : Daerah yang ditandai dengan jumlah bangunan yang mulai padat dengan ketinggian rata-rata di bawah 3m. Biasanya ditemui pada pinggiran kota maupun kota- kota kecil. Tingkat kepadatan bangunan 3-8%
4. Daerah rural : Daerah ditandai dengan jumlah bangunan yang sedikit dan jarang, alam terbuka yang biasa ditemui di daerah pedesaan. Tingkat kepadatan bangunan <3%
2. Daerah urban : Daerah kota menengah dengan gedung-gedung yang rapat dan tinggi. Bangunan di daerah ini pada umumnya memiliki ketinggian di atas 3 meter. Tingkat kepadatan bangunan 8-35%
3. Daerah suburban : Daerah yang ditandai dengan jumlah bangunan yang mulai padat dengan ketinggian rata-rata di bawah 3m. Biasanya ditemui pada pinggiran kota maupun kota- kota kecil. Tingkat kepadatan bangunan 3-8%
4. Daerah rural : Daerah ditandai dengan jumlah bangunan yang sedikit dan jarang, alam terbuka yang biasa ditemui di daerah pedesaan. Tingkat kepadatan bangunan <3%
No comments:
Post a Comment