Jika dilihat-lihat, memang sudah
seharusnya sebuah madrasah memberikan fasilitas jalur yang berbeda antara siswa
dan siswi. Jalur untuk mereka lalui saat berkeliling di madrasah. sehingga
kemungkinan terjadinya tabrakan bisa diperkecil. Jarak untuk berjalan pun bisa
diperlebar. Hal ini sudah menjadi keharusan untuk dijaga.
Namun, sejak penulis duduk di
bangku madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah, atau sederajat dengan SD dan SMP,
penulis tidak pernah difasilitasi jalur yang berbeda tersebut. Satu jalur
selalu digunakan untuk siswa dan siswi secara bersamaan. Namun di sinilah, MAN
Insan Cendekia Serpong, saya menemukan nilai-nilai jalur tersebut.
Beberapa jalur antara lain jalan
dari gedung G hingga Plaza, siswi diharuskan melewati jalur di sebelah kanan
jalan dan siswa di kiri jalan. Pembagian jalur yang sama juga berlaku pada
jalan dari gedung F hingga jembatan kantin. Namun ada pula saatnya siswi
berjalan di sebelah kiri jalan. Yaitu jalan antara kantin hingga masjid. Dan
terdapat pula beberapa jalur yang sama sekali tidak boleh dilewati oleh siswi,
maupun sebaliknya. Antara lain yaitu jalur menuju asrama putra maupun putri.
Sebenarnya tidak ada peraturan khusus yang mengatur. Tidak ada sanksi maupun hukuman. Namun, pelanggar tentu akan dicemooh dan dampaknya pada dirinya sendiri.
Sebenarnya tidak ada peraturan khusus yang mengatur. Tidak ada sanksi maupun hukuman. Namun, pelanggar tentu akan dicemooh dan dampaknya pada dirinya sendiri.
Tapi
sejauh ini tidak ada siswa maupun siswi yang mencoba melanggarnya dengan
sengaja. Terkadang pelanggaran terjadi
karena tidak disengaja atau kelupaan. Tentu siswa atau siswi lain yang
mungkin berjalan di sekitarnya akan segera mengingatkannya. Inilah Insan
Cendekia.
No comments:
Post a Comment