Wednesday, March 6, 2019

# Satelit # Telekomunikasi

[MATERI] Perkembangan Nanosatellite

Source : https://www.businessnews.com.au 

Sejarah satelit di Indonesia tidak terlepas dari dimulainya peluncuran satelit Palapa A1 dari Amerika Serikat, pada 9 Juli 1976. Pada masa tersebut, Indonesia adalah negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Saat ini pun Indonesia sedang tertarik dalam mengembangkan satelit, terutama satelit dengan tipe geostasioner (setinggi 3600km dari permukaan bumi). Hal itu dikarenakan teknologi satelit dianggap cocok untuk kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Namun kekurangannya adalah biaya investasinya sangat besar dan kecepatan satelit konvensional tidak secepat internet. Solusi yang dapat ditawarkan atau biasa dilakukan dengan orbit satelitnya yang diturunkan untuk meminimalisasi redaman atau free space loss antara satelit dan user (pengguna). Selain itu juga bisa dengan teknolog HTS (Hybrid Technology Satellite) dengan dua variable, yaitu frekuensi dan jarak.

B.      EVOLUSI SATELIT
-          Perkembangan satelit dimulai sekitar tahun  1950. Uni Soviet membuat satelit yang diberi nama ‘Sputnik’ yang hampir seukuran manusia. Sputnik membawa modul radio dan sandi morse. Saat itu masih menggunakan baterai karena belum ditemukannya solar sel sebagai sumber tenaga satelit.
-          Kemudian Amerika Serikat turut membuat satelit dengan nama Vanga yang menggunalan dua buah antenna monopol
-          Tahun 1980-an seorang professor dari UK membuat konsep satelit dengan ukuran yang lebih kecil, yang dinamakan microsatellite
-          Tahun 1990-an pemikiran bahwa ‘satelit tidak harus besar’ semakin berkembang
-          Hingga berkembang nanosatellite dan picosatellite
-          Picosatellite sangatlah kecil, hanya seukuran kartu remi



C.      OVERVIEW NANOSATELLITE
Nano satellite pertama yaitu Uo SAT-1 yang dibuat pada 1981. Nanosatellite merupakan platform yang powerfull dan terrestrial. Namun sangat bergantung pada permukaan bumi. Berikut deskripsi mengenai Nanosatellite :
1.      Nano satellite merupakan satelit buatan yang berukuran relative kecil dengan massa 1-10 kg
2.      Dapat beroperasi tunggal atau membentuk formasi/konstelasi
3.      Umumnya berbentuk kubus, namun ada juga bentuk lainnya
4.      Umumnya berukuran 10cmx10cmx10cm
5.      Semakin besar dimensi maka semakin banyak (advance) yang bisa dimuat atau dibawa

D.     FUNGSI NANOSATELLITE
Nanosatellite mengorbit pada ketinggian 400-1000km di Low Earth Orbit dengan periode rotasi 90 menit dengan kecepatan 7km/s. Bekas lintasan orbit satelit atau space rubbish harus dibersihkan karena akan sangat berbahaya jika dibiarkan tetap melayang.
Nanosatellite dapat berfungsi sebagai satelit komunikasi pada umumnya, seperti emergency satellite. Selain itu Nanosatellite jugs dapat melakukan berbagai fungsi lain di antaranya :
1.      Mengambil gambar bumi
2.      Pemetaan
3.      Mitigasi Bencana
4.      Militer dan Keamanan
Beberapa jenis Nanosatellite juga sengaja dibuat untuk menjalankan beberapa misi khusus seperti :
1.      Observasi Bumi. Tujuan ini pada awalnya untuk kepentingan komersial, di mana sebuah perusahaan menawarkan pemotretan oleh Nanosatellite, hingaa saat ini sudah sangat berkembang pesat untuk kebutuhan observasi
2.      Space Based Radar. Menggunakan gelombang elektromagnetik. Kelebihan dari radar ini yaitu bisa menembus awan dan dapat bekerja pada malam hari tanpa pantulan cahaya. Namun ia memiliki kekurangan yaitu tidak adanya warna pada citra yang dihasilkan.
3.      Pengamatan cuaca
4.      ADS-B / AIS. ADS-B diletakkan pada pesawat komersial untuk keperluan cracking.

E.      JENIS-JENIS ORBIT
Berikut beberapa jenis orbit satelit yang mengitari bumi :
1.      Geostationary Earth Orbit (hingga 3600km)
Contoh : Telkom 3S, Telkom Merah Putih
2.      Medium Earth Orbit (hingga 2000km)
Contoh : GPS, Galileo, GLONASS
3.      Low Earth Orbit  (160-1000km)
Polar, Sun Synchronous, Equatorial
Contoh :  nanosatellite mengorbit pada jenis ini.

F.      BAGIAN-BAGIAN NANOSATELLITE
1.      Outside of Nanosatellite
Bagian luar Nanosatellite terdiri dari antenna, solar panel, kamera, dan sun sensor
2.      Inside of Nanosatellite
Bagian dalam Nanosatellite terdiri dari power sub, attitude control, on-board computer, structure, dan mission payload.

G.     SUBSYSTEM NANOSATELLITE
Secara umum sistem komunikasi satelit dibagi menjadi space segment (satelit) dan ground segment (stasiun bumi).
1.      EPS (Electrolic Power System)
EPS bertindak sebagai ‘PLN’ Nanosatellite. Ia melakukan ‘Energy Harvesting’ dari sinar matahari. Membangkitkan daya dari Radio Aktif, dan melakukan distribusi daya
2.      OBDH (On Board Data Handling),
OBDH berperan sebagai ‘otak’ Nanosatellite. Ia mengatur flow data dari tiap subsystem
3.      ADCS (Attitude Determine Control System)
ADCS bertugas mengatur sikap satelit. Selain itu usia satelit juga bergantung pada usia ADCS
4.      TTC (Telemetry, Tracking, and Command)
TTC adalah modul komunikasi satelit. Ia menerima perintah dan mengirimkan data housekeeping.

H.     NANOSATELLITE PAYLOAD
Subsystem pada nanosatellite umumnya sama kecuali pada payload. Secara tidak langsung, sebuah identitas nanosatellite ditentukan oleh misinya. Misi tersebut yang akan mempengaruhi jenis payload (muatan) yang dibawa oleh Nanosatellite tersebut. Contohnya :
1.      Kamera. Untuk misi observasi bumi, mapping, dan observasi cuaca
2.      ADS-B. Untuk merekam penerbangan komersil yang dilewati oleh orbit Nanosatellite tersebut
3.      AIS untuk mendapatkan data kapal pada suatu area
4.      Handphone
5.      Demonstrasi teknologi

I.        CARA PELUNCURAN NANOSATELLITE
Sebuah Nanosatellite dapat diluncurkan dengan dua cara, yaitu :
1.      Menggunakan roket
2.      Melalui Modul Peluncur Nanosatellite di ISS (International Space Station)

J.       PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN NANOSATELLITE
Saat ini telah beredar kuranglebih 800 Nanosatellite di atas bumi. Di mana hampir dari setengahnya diluncurkan oleh Amerika Serikat. Sedangkan negara-negara lain yang juga banyak meluncurkan Nanosatellite adalah Rusia, Jerman, Jepang , dan negara maju lainnya.
Teknologi Nanosatellite relative murah dan mudah untuk dikembangkan. Hanya saja modulnya yang sedikit rumit. LAPAN Microsat Service Indonesia saat ini mempunyai misi membawa modul Orari seperti A4 dan A5

No comments:

Post a Comment