Source : https://www.businessnews.com.au |
Sejarah satelit di Indonesia tidak terlepas dari dimulainya peluncuran satelit Palapa A1 dari Amerika Serikat, pada 9 Juli 1976. Pada masa tersebut, Indonesia adalah negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Saat
ini pun Indonesia sedang tertarik dalam mengembangkan satelit, terutama satelit
dengan tipe geostasioner (setinggi 3600km dari permukaan bumi). Hal itu
dikarenakan teknologi satelit dianggap cocok untuk kondisi geografis Indonesia
yang terdiri dari banyak pulau. Namun kekurangannya adalah biaya investasinya
sangat besar dan kecepatan satelit konvensional tidak secepat internet. Solusi
yang dapat ditawarkan atau biasa dilakukan dengan orbit satelitnya yang
diturunkan untuk meminimalisasi redaman atau free space loss antara satelit dan
user (pengguna). Selain itu juga bisa dengan teknolog HTS (Hybrid Technology
Satellite) dengan dua variable, yaitu frekuensi dan jarak.
B. EVOLUSI
SATELIT
-
Perkembangan
satelit dimulai sekitar tahun 1950. Uni
Soviet membuat satelit yang diberi nama ‘Sputnik’ yang hampir seukuran manusia.
Sputnik membawa modul radio dan sandi morse. Saat itu masih menggunakan baterai
karena belum ditemukannya solar sel sebagai sumber tenaga satelit.
-
Kemudian Amerika
Serikat turut membuat satelit dengan nama Vanga yang menggunalan dua buah
antenna monopol
-
Tahun 1980-an
seorang professor dari UK membuat konsep satelit dengan ukuran yang lebih
kecil, yang dinamakan microsatellite
-
Tahun 1990-an
pemikiran bahwa ‘satelit tidak harus besar’ semakin berkembang
-
Hingga berkembang
nanosatellite dan picosatellite
-
Picosatellite
sangatlah kecil, hanya seukuran kartu remi
C. OVERVIEW
NANOSATELLITE
Nano
satellite pertama yaitu Uo SAT-1 yang dibuat pada 1981. Nanosatellite merupakan
platform yang powerfull dan terrestrial. Namun sangat bergantung pada permukaan
bumi. Berikut deskripsi mengenai Nanosatellite :
1. Nano satellite merupakan satelit buatan yang
berukuran relative kecil dengan massa 1-10 kg
2. Dapat beroperasi tunggal atau membentuk
formasi/konstelasi
3. Umumnya berbentuk kubus, namun ada juga bentuk
lainnya
4. Umumnya berukuran 10cmx10cmx10cm
5. Semakin besar dimensi maka semakin banyak (advance)
yang bisa dimuat atau dibawa
D. FUNGSI
NANOSATELLITE
Nanosatellite
mengorbit pada ketinggian 400-1000km di Low Earth Orbit dengan periode rotasi
90 menit dengan kecepatan 7km/s. Bekas lintasan orbit satelit atau space
rubbish harus dibersihkan karena akan sangat berbahaya jika dibiarkan tetap melayang.
Nanosatellite
dapat berfungsi sebagai satelit komunikasi pada umumnya, seperti emergency
satellite. Selain itu Nanosatellite jugs dapat melakukan berbagai fungsi lain
di antaranya :
1. Mengambil gambar bumi
2. Pemetaan
3. Mitigasi Bencana
4. Militer dan Keamanan
Beberapa
jenis Nanosatellite juga sengaja dibuat untuk menjalankan beberapa misi khusus
seperti :
1. Observasi Bumi. Tujuan ini pada awalnya untuk
kepentingan komersial, di mana sebuah perusahaan menawarkan pemotretan oleh
Nanosatellite, hingaa saat ini sudah sangat berkembang pesat untuk kebutuhan
observasi
2. Space Based Radar. Menggunakan gelombang
elektromagnetik. Kelebihan dari radar ini yaitu bisa menembus awan dan dapat
bekerja pada malam hari tanpa pantulan cahaya. Namun ia memiliki kekurangan
yaitu tidak adanya warna pada citra yang dihasilkan.
3. Pengamatan cuaca
4. ADS-B / AIS. ADS-B diletakkan pada pesawat
komersial untuk keperluan cracking.
E. JENIS-JENIS
ORBIT
Berikut beberapa jenis orbit satelit yang mengitari
bumi :
1. Geostationary Earth Orbit (hingga 3600km)
Contoh :
Telkom 3S, Telkom Merah Putih
2. Medium Earth Orbit (hingga 2000km)
Contoh :
GPS, Galileo, GLONASS
3. Low Earth Orbit (160-1000km)
Polar, Sun
Synchronous, Equatorial
Contoh
: nanosatellite mengorbit pada jenis
ini.
F. BAGIAN-BAGIAN
NANOSATELLITE
1.
Outside of
Nanosatellite
Bagian luar Nanosatellite terdiri dari antenna,
solar panel, kamera, dan sun sensor
2.
Inside of
Nanosatellite
Bagian dalam Nanosatellite terdiri dari power
sub, attitude control, on-board computer, structure, dan mission payload.
G. SUBSYSTEM
NANOSATELLITE
Secara umum sistem komunikasi satelit dibagi
menjadi space segment (satelit) dan ground segment (stasiun bumi).
1. EPS (Electrolic Power System)
EPS bertindak
sebagai ‘PLN’ Nanosatellite. Ia melakukan ‘Energy Harvesting’ dari sinar
matahari. Membangkitkan daya dari Radio Aktif, dan melakukan distribusi daya
2. OBDH (On Board Data Handling),
OBDH
berperan sebagai ‘otak’ Nanosatellite. Ia mengatur flow data dari tiap
subsystem
3. ADCS (Attitude Determine Control System)
ADCS
bertugas mengatur sikap satelit. Selain itu usia satelit juga bergantung pada
usia ADCS
4. TTC (Telemetry, Tracking, and Command)
TTC adalah
modul komunikasi satelit. Ia menerima perintah dan mengirimkan data
housekeeping.
H. NANOSATELLITE
PAYLOAD
Subsystem pada nanosatellite umumnya
sama kecuali pada payload. Secara tidak langsung, sebuah identitas
nanosatellite ditentukan oleh misinya. Misi tersebut yang akan mempengaruhi jenis
payload (muatan) yang dibawa oleh Nanosatellite tersebut. Contohnya :
1. Kamera. Untuk misi observasi bumi, mapping,
dan observasi cuaca
2. ADS-B. Untuk merekam penerbangan komersil yang
dilewati oleh orbit Nanosatellite tersebut
3. AIS untuk mendapatkan data kapal pada suatu
area
4. Handphone
5. Demonstrasi teknologi
I.
CARA PELUNCURAN NANOSATELLITE
Sebuah Nanosatellite dapat diluncurkan dengan
dua cara, yaitu :
1. Menggunakan roket
2. Melalui Modul Peluncur Nanosatellite di ISS
(International Space Station)
J. PERKEMBANGAN
DAN TANTANGAN NANOSATELLITE
Saat ini telah beredar kuranglebih 800
Nanosatellite di atas bumi. Di mana hampir dari setengahnya diluncurkan oleh
Amerika Serikat. Sedangkan negara-negara lain yang juga banyak meluncurkan
Nanosatellite adalah Rusia, Jerman, Jepang , dan negara maju lainnya.
Teknologi Nanosatellite relative murah
dan mudah untuk dikembangkan. Hanya saja modulnya yang sedikit rumit. LAPAN
Microsat Service Indonesia saat ini mempunyai misi membawa modul Orari seperti
A4 dan A5
No comments:
Post a Comment